Selasa, 04 September 2012

cium


Laki-laki itu masuk ke kamarnya dengan wajah cemberut. Perempuan yang tak tahu menahu apa yang sedang terjadi pada kekasihnya menyambut dengan senyum ceria seperti biasa. Laki-laki itu duduk sebentar lalu mulai bicara.
“Kamu selingkuh, kan?”
“Halo sayang. Kenapa datang-datang sudah bilang begitu?”
“Mengaku saja.”
“Kamu dapat berita dari mana itu?”
“Beberapa minggu ini kamu sering chit-chat sama orang yang tak aku kenal. Sering kali pakai emoticon cium. Itu selingkuhanmu kan? Jangan kira aku tak tahu?”
“Sayang, kamu bongkar-bongkar gadgetku? Itu tak sopan loh. Lagipula siapa yang kamu maksud sih. Aku sering loh kirim emoticon ke teman-temanku lewat gadget.”
“Nah, itu kamu mengaku kamu sering tebar-tebar cium. Murahan!”
“Hei, kenapa bilangnya kasar begitu? Siapa sih yang kamu maksud? Lagipula itu kan hanya emoticon. Doesn’t mean anything.”
“Nah, jadi tiap kali kita kirim-kirim pesan kamu bubuhi emoticon cium buat aku juga tak berarti apa-apa.”
“Aduh sayang, kamu belum jawab pertanyaan yang satu udah melontar tuduhan lain lagi. Kamu ini kenapa sih?”
“Oke kembali ke tadi, siapa itu yang sering chit-chat sama kamu mulai dari beberapa minggu lalu, namanya seperti perempuan tapi aku yakin laki-laki.”
“Mungkin yang kamu maksud Naran, dia perempuan. Dia teman lamaku. Teman baik waktu sekolah dulu. Baru dapat kontaknya ya minggu lalu itu. Dan lazim loh sekarang sesama teman perempuan kirim-kirim emoticon cium. Sebagai tanda apa ya, dramatisasi saja mungkin jadi pesan yang kita kirim tak begitu datar.”
“Berarti pesan yang kamu kirim padaku juga perlakuannya sama, emoticon ciumnya hanya untuk penghias?”
“Sayang, sebenarnya apa maksudmu?”
“Hentikan emoticon cium padaku jika tak berarti apa-apa.”
“Ha ha ha ha… Tenang emoticon tidak menggantikan ciuman-ciuman kita.”
“Berarti aku juga bisa berbagi emoticon cium ke teman-temanku karena ia tak berarti apa-apa.”
“Silakan. Tapi kamu tentu tidak mau dianggap tidak jantan kan sayang.”
“Apa maksudmu?”
“Laki-laki biasanya hanya mengirim emoticon cium pada kekasihnya yang mengirimi ia emoticon tersebut lebih dulu.”
“Persetan dengan emoticon cium.”