Senin, 31 Oktober 2011

Saya dan Danbo Raksasa

Semester lima yang lalu saya beserta teman-teman sekampus saya mendapatkan mata kuliah Dramaturgi. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah paling menguras emosi, tenaga, pikiran, dan waktu. Namun, mata kuliah ini merupakan mata kuliah paling mengasyikan sekaligus. Saya beserta teman sekelompok saya ditugasi membuat satu film pendek dan satu pementasan drama. 

Di bawah ini merupakan film pendek produksi saya dan teman2 hehehe sutradara dan ide cerita saya, kameremen mas ama, produser elita, manpro aan, perlengkapan atian, asisten sutradara yudo, makeup mba viki, konsumsi yogi. Main talent Lawung Filmnya masi amatiran dan banyak bloopernya ahahhaha hope you enjoy :D




Senin, 17 Oktober 2011

wasting time - spending time

Semester tujuh kuliah, seorang mahasiswa itu akan mulai berpikir: ini sudah tahun keempat kuliah - dan tugas akhir tulisannya sudah menari-nari. Lalu akan muncul lagi pertanyaan: setelah lulus APA YANG AKAN KAMU LAKUKAN??? Lalu akan bermunculan pula celotehan "KAPAN NIKAH" 
Saya teringat sebuah skripsi di Fakultas Psikologi yang tempo hari saya lihat, intinya adalah MAHASISWA TINGKAT AKHIR CENDERUNG CEMAS AKAN MASA DEPANNYA. Yah dengan SKS tinggal 6 jadilah hidup hanya diisi Internet, Makan, dan Main. 

Dan jangan tanya ke anak-anak TA tentang "Gimana skripsinya?" itu sama dengan kamu bertanya "Abis lulus S1 mau ngapain?" yah saya berasumsi semua mahasiswa Indonesia tidak ada yang bodoh. Penelitian skripsi itu bisa saja diselesaikan dalam waktu dua bulan (untuk tema-tema humaniora dengan studi pustaka atau objek penelitian yang tak tergantung alam) sampai enam bulan (penelitian yang membutuhkan kerjasama alam semesta). Yang membuat senewen para mahasiswa TA adalah masa depannya yang belum ia pahami dan kegusaran akan zona nyaman yang segera harus ia tinggalkan.

Betapa nyamannya jadi mahasiswa segala biaya hidup dengan embel-embel "harga mahasiswa" sangat ramah bagi laki-laki dan perempuan yang memiliki Kartu Tanda Mahasiswa. Mahasiswa itu tugas utamanya belajar dan kalau di Indonesia dominannya masi dibiayai orang tua :) Yah jadi menurut saya perihal kegusaran meninggalkan zona nyaman ini lah yang membuat mahasiswa tingkat akhir senewen, bukan skripsi yang sulit atau dosen yang tidak kooperatif. Itu hanya sugesti ... dig deep to your heart :p


Yogyakarta sedang dilanda kemarau berkepanjangan, sampai detik posting ini diketik ujan belum turun. Beberapa waktu lalu sempet ada daerah Jogja yang ujan tapi sepertinya ujan yang aneh karena hanya terjadi sebentar dan di satu tempat saja. Saya mulai curiga hal ini diakibatkan banyaknya event-event kebudayaan yang diselenggarakan di luar ruangan dan berbanding lurus dengan banyaknya jumlah pawang ujan yang mengusir awan-awan. Ditambah adanya pernikahan putri bungsu Raja Jogja, Jeng Reni, yang sangat meriah dan semarak saya semakin curiga dengan para pawang ujan. kemeriahannya bisa dilihatlah ya di berbagai media. Indonesia pasti tau semua. Mengapa begitu meriah, Indonesia tak mau kalah dengan Calon Raja-Ratu Inggris, William-Kate beberapa waktu lalu yang menyebabkan stasiun tv Indonesia perlu menayangkan langsung pernikahan tersebut. Media yang menyebut-menuliskan ROYAL WEDDING NYA INDONESIA, memperlihatkan opini saya barusan :p betewe, selamat Jeng Reni, Happy terus Hoki terus :) i don't blame you for the fuss i blame the media, peace love and gaul ...


Fakultas depan kampus saya membangun gedung baru berlantai tujuh dan bekerjasama dengan pertamina. Diresmikan oleh Wakil Presiden Indonesia, Pak Budiono, (dulu beliau adalah dosen di fakultas tersebut red). Pantaslah tadi saya melihat barisan para polisi perlente di depan kampus saya. Ngomong-ngomong polisi, malam minggu kemarin ada semacam razia SIM dan STNK kendaraan bermotor di depan Fakultas Peternakan UGM pukul 11.30 malam. Untung saya dan teman saya tidak ditangkap, bawalah SIM dan STNK selalu kawan, penting itu. Abang saya juga seorang polisi, dan ibu selalu berpesan "Jangan makan uang haram nak, nanti hidupnya gak berkah. Jangan suka mukul anak orang nak, nanti emaknya sedih. Jangan suka mintain duit orang nak, nanti disumpahin orang" Dan sepertinya wejangan ibu saya manjur, karena dia takut sama ibu :D 

Lalu apa lagi ya? Ada Tokek di samping kamar saya, ukurannya kira-kira satu jengkal tangan saya. Jika hanya ada suara tokek, detik jam dan dengung lemari es, tandanya sendirian di kontrakan. cukup dulu spending time kali  ini :D


Kamis, 06 Oktober 2011

Requiem For A Dream - Perhaps it's called Hell in Earth: Addiction

Actually i'd love to post about my first project of making a short film - my Dramaturgi group and i - and uploading the video here. Unfortunately, the problem of video size made it couldn't happen soon :( So i made the post that related to film also to satisfy my disappointment. Here we go.... 


Requiem For A Dream is film by Aronofsky that shows four people that have addiction to drugs. Related to the dictionary, addiction is Compulsive physiological and psychological need for a habit-forming substance. The drug is the matter of this film. How Harry (Leto) and Tyrone (Wayans) become a thieves and become a drug dealer for satisfy their thirsty of their addiction. How Marion (Connely) willing to being-a-prostitute-alike to fulfil her addiction. And how Sara (Burstyn) suffers a delusional soul in her loneliness it's also because of drugs. This film show us the emotional and tragedy of those have addiction. *you can read the review on IMDb or wiki if you like. Besides that we know another risks of being a junkie such delusional mind, become a bad-treated prisoner, become a sex performer or hooker, or the chance of losing your arm, this film shows us feminism issue, how bad American medication, and the fear of loneliness in elderly. 

Feminism issue comes from the two women characters in this film, Sara Goldfarb and Marion Silver. Sara Goldfarb feels empty while her son Harry becoming a junkie that hurt her and the other hand Harry is her life. When Harry left, she lost the thing that she could take care of. She lost some her chores of being a mother. She also has no husband that makes her lost her chores as a wife. 



Oh, Harry, you’re such a good boy.
Your father would be so happy to see
what you’re doing for your poor,
lonely mother.


You see that, Seymour?  You see how
good your son is?  He knows how lonely
his mother is living all alone, no
one to make her a visit...


C’mon.  I almost fit in my red dress,   
the one I wore at your high school
graduation.  The one your father
liked so much.  I remember how he
looked at me in the red dress.  It’s
not long after that he got sick and
died and you’re without a father, my
poor baby, but thank God he saw you
happy for a little and --


I do them, but why should I?  I’m
alone.  Seymour’s gone, you’re gone,
I have no one to take care of. 
Anybody.  Everybody.  What do I have? 
I’m lonely, Harry.  I’m old.

those lines shows how Sara - a woman life based on man perspective. What she should do for husband and her son. Being a mother and a wife is her life. When these chores elapse, she also lost her life. And the addiction of diet-pills-contain-of-addictive-thing makes her relax and find something to pursue one more time (delusion of winning the television show prize)

For Marion case, she "sells" her body for drugs. She having sex for her ex-boyfriend-alike for loan to buy drugs. It is the idea of Harry, the one that we could say Marion's lover. Marion also having sex with a black-drug-dealer for drugs, the climax is Marion become one of performer on sex show for paying drugs she addict. How a man instruct the woman to sell her body, how a man instruct a woman to do the oral sex without the image of the man do the same to the woman, and how a man instruct ass-to-ass-show-using-dildo to both girls and pay them for fun. Those are happen to Marion, a woman

In Sara Goldfarb case, we can see that medication in America is so horrible for treating their patient. The short cut way to become healthy through addictive medication is happening. I may think that, why the superpower USA do that to the American citizen, it reminds me the film by Michael More called SICKO. The fear of being old maybe would come to everyone, in this film that thing set emotionally by Sara. Loneliness could be attract delusion, somebody to love and somebody to take care of is important for everyone.

blah blah blah i know my English here suck ... ahahhaha XD i keep practising ... You must watch this movie before you do drugs...

Senin, 03 Oktober 2011

Saya dan Kucing Tetangga

Mulai pertengahan tahun 2010 yang lalu saya dan teman-teman se-UGM (terdiri dari mahasiswa jurusan Perikanan dan jurusan Sastra Indonesia) memutuskan untuk menyewa satu rumah dan tinggal bersama. Pertama, enam orang mahasiswi mendiami kontrakan di Jakal km 5 ini. Menyusul jadi tujuh mahasiswi dan kini jadi delapan mahasiswi.

Tidak lama setelah pindah ke kontrakan baru ini, salah satu personil, mbak Endah Perananingtyas memelihara kucing kecil bernama Vio. Kucingnya ras bagus, bukan kucing kampung berwajah tirus. Namun, tanpa disangka beberapa minggu kemudian  kucingnya mati. :'(. Padahal Mbak Tyas ini alergi kucing kampung *kalo kucing ras bagus macam persia gak alergi dy* Sedih ditinggal sang kucing mungil, Mbak Tyas beli kucing lagi bernama Neo a.k.a Onyo. Kucing ini gendut dan menggendut sepanjang waktu. Kucing baru ini begitu hiperaktif dan unyu. 

Saya sebagai tetangganya Mbak Tyas ikutan main sama kucing ndut ini.Kalo lagi stres dan bete dan penat, saya suka main ke kamar Mbak Tyas dan gangguin Neo. Waktu berlalu, dari kucing muda Neo berubah jadi pejantan tangguh. Kini ia telah memiliki tiga tuyul, kucing unyu. Neo kawin sama Marcella, kucingnya Mbak Tyas dan Mas Nanang (Pasangan ini yang punya Neo dan aliansi peternak kucing namanya Vio Cat). Baru-baru ini ketiga anak kucing ini memeriahkan kontrakan lagi, 


 muhahahahahah >_<


 unyu ya >_<



mbak Tyas dan Meongnya

Saya bersama Emaknya 3 kitten bininya Onyo


 didenda PETA gak ya poto meongnya gini?



yang punya meongnya, itu dua orang di bawah ini,

Minggu, 02 Oktober 2011

Saya dan Gurita (Octopus)

Ada yang bilang bahwa Yogyakarta itu kawah candradimuka nya anak muda Indonesia. *pernyataan ini saya dengar di kuliah atau di mana ya? saya lupa, semoga bukan hanya halusinasi saya saja :)* Intinya adalah.... kita bisa tau segala macam informasi, pengalaman baru, dan pengetahuan baik akademik atau praktis untuk kehidupan dengan hijrah ke Yogyakarta. *sebenarnya mungkin tidak hanya di Jogja yah bisa begini kota lain juga begitu, tapi berhubung saya sekolah di Jogja yah kita omongin Jogja aja*

Setelah kuliah di Jogja banyak hal baru yang saya peroleh. Hal paling nyata adalah perkembangan kehidupan anak-anak muda dan segala trend yang berkembang di sekitarnya. Kita ambil contoh saja trend macam kamera plastik, kamera semi pro/pro, sepeda fixie, seni olahraga tertentu (parkour, rubik, dsb), sampai kafe dengan label 'hot-spot'.

Saya salah satu pengikut tren kamera plastik. Kamera plastik yang saya punya adalah Octopus warna kuning. Dulu beli karena kawan saya Ragal tergiur dengan harganya yang murah. waktu itu akhir tahun 2008 harga Octopus kuning dan ungu Rp 15.000 danyang biru Rp 25.000. Berhubung saya ini antara mudah terpengaruh dan kawan saya itu meyakinkan untuk beli dengan sangat bersemangat, jadilah saya beli yang kuning. Dulu itu belinya online jadi minimal beli 3 buah. Jadilah kami beli 2 buah Octopus kuning, dan 1 buah Octopus Biru.

Mulai dari situ kamipun (sok) jadi potograper amatiran, yang (sok) artistik dengan asal jepret aja. Namanya juga (sok) potograper amatiran yah hasilnya banyak yang gagal. Dan kalau ada yang bagus girangnya bukan kepalang. Sekarang, harga Octopus telah melambung karena mengalami kelangkaan dan kami bisa songong karena punya :p

Pamer poto boleh dooong,

    Tugu jogja... diambil saat dibonceng Ragal

Kantor Pusat UGM, poto baru bukan poto jadul

 
   salah satu gedung fakultas Teknologi Pertanian

 
   candi Penataran Blitar di siang hari.....

 
    Hutan Pinus di Kecamatan Banjarharjo sebelum desa Salem, Brebes.

Semuanya di-take menggunakan si kuning :)