Senin, 17 Oktober 2011

wasting time - spending time

Semester tujuh kuliah, seorang mahasiswa itu akan mulai berpikir: ini sudah tahun keempat kuliah - dan tugas akhir tulisannya sudah menari-nari. Lalu akan muncul lagi pertanyaan: setelah lulus APA YANG AKAN KAMU LAKUKAN??? Lalu akan bermunculan pula celotehan "KAPAN NIKAH" 
Saya teringat sebuah skripsi di Fakultas Psikologi yang tempo hari saya lihat, intinya adalah MAHASISWA TINGKAT AKHIR CENDERUNG CEMAS AKAN MASA DEPANNYA. Yah dengan SKS tinggal 6 jadilah hidup hanya diisi Internet, Makan, dan Main. 

Dan jangan tanya ke anak-anak TA tentang "Gimana skripsinya?" itu sama dengan kamu bertanya "Abis lulus S1 mau ngapain?" yah saya berasumsi semua mahasiswa Indonesia tidak ada yang bodoh. Penelitian skripsi itu bisa saja diselesaikan dalam waktu dua bulan (untuk tema-tema humaniora dengan studi pustaka atau objek penelitian yang tak tergantung alam) sampai enam bulan (penelitian yang membutuhkan kerjasama alam semesta). Yang membuat senewen para mahasiswa TA adalah masa depannya yang belum ia pahami dan kegusaran akan zona nyaman yang segera harus ia tinggalkan.

Betapa nyamannya jadi mahasiswa segala biaya hidup dengan embel-embel "harga mahasiswa" sangat ramah bagi laki-laki dan perempuan yang memiliki Kartu Tanda Mahasiswa. Mahasiswa itu tugas utamanya belajar dan kalau di Indonesia dominannya masi dibiayai orang tua :) Yah jadi menurut saya perihal kegusaran meninggalkan zona nyaman ini lah yang membuat mahasiswa tingkat akhir senewen, bukan skripsi yang sulit atau dosen yang tidak kooperatif. Itu hanya sugesti ... dig deep to your heart :p


Yogyakarta sedang dilanda kemarau berkepanjangan, sampai detik posting ini diketik ujan belum turun. Beberapa waktu lalu sempet ada daerah Jogja yang ujan tapi sepertinya ujan yang aneh karena hanya terjadi sebentar dan di satu tempat saja. Saya mulai curiga hal ini diakibatkan banyaknya event-event kebudayaan yang diselenggarakan di luar ruangan dan berbanding lurus dengan banyaknya jumlah pawang ujan yang mengusir awan-awan. Ditambah adanya pernikahan putri bungsu Raja Jogja, Jeng Reni, yang sangat meriah dan semarak saya semakin curiga dengan para pawang ujan. kemeriahannya bisa dilihatlah ya di berbagai media. Indonesia pasti tau semua. Mengapa begitu meriah, Indonesia tak mau kalah dengan Calon Raja-Ratu Inggris, William-Kate beberapa waktu lalu yang menyebabkan stasiun tv Indonesia perlu menayangkan langsung pernikahan tersebut. Media yang menyebut-menuliskan ROYAL WEDDING NYA INDONESIA, memperlihatkan opini saya barusan :p betewe, selamat Jeng Reni, Happy terus Hoki terus :) i don't blame you for the fuss i blame the media, peace love and gaul ...


Fakultas depan kampus saya membangun gedung baru berlantai tujuh dan bekerjasama dengan pertamina. Diresmikan oleh Wakil Presiden Indonesia, Pak Budiono, (dulu beliau adalah dosen di fakultas tersebut red). Pantaslah tadi saya melihat barisan para polisi perlente di depan kampus saya. Ngomong-ngomong polisi, malam minggu kemarin ada semacam razia SIM dan STNK kendaraan bermotor di depan Fakultas Peternakan UGM pukul 11.30 malam. Untung saya dan teman saya tidak ditangkap, bawalah SIM dan STNK selalu kawan, penting itu. Abang saya juga seorang polisi, dan ibu selalu berpesan "Jangan makan uang haram nak, nanti hidupnya gak berkah. Jangan suka mukul anak orang nak, nanti emaknya sedih. Jangan suka mintain duit orang nak, nanti disumpahin orang" Dan sepertinya wejangan ibu saya manjur, karena dia takut sama ibu :D 

Lalu apa lagi ya? Ada Tokek di samping kamar saya, ukurannya kira-kira satu jengkal tangan saya. Jika hanya ada suara tokek, detik jam dan dengung lemari es, tandanya sendirian di kontrakan. cukup dulu spending time kali  ini :D


2 komentar:

  1. kalo gw perhatiin, tipe postingan elu ni kayak gw yah..
    awalnya serius, ujung2nya gak jelas atau malah ngelawak + ngejayus..
    hahahahaha

    BalasHapus
  2. hayo bikinin leyotnya ahahahaha XD

    BalasHapus