Selasa, 15 September 2015

to spoil or not to spoil.......

Di grup penggemar film yang saya ikuti, ada peraturan jika menulis ulasan film perlu diperhatikan apakah ulasan tersebut membocorkan detail cerita atau tidak. Hal ini perlu diperhatikan karena bisa berakibat Anda dicaci maki karena membocorkan jalan cerita atau terbitan Anda dihapus.

Bagi saya, bocoran kisah ini tidak mengganggu bahkan menyenangkan. Karena jika saya niat menonton film ya saya tidak peduli begitu banyak kritikus bilang apa. Jika jalan kisah filmnya memang bagus pasti berkesempatan memukau penonton dong--buktinya terkadang kita masih menonton ulang film-film tertentu padahal kita sudah mengalami ekstase pertama kali. Ekstase itu mungkin yang ingin dicapai penonton dengan tidak bisa menoleransi segala bentuk bocoran cerita. Mungkin banyak orang lain yang merasa spoiler itu menyenangkan. Seperti misalnya Jofrey Baratheon mati di musim keempat Game of Thrones, dan Jon Snow mati di musim kelima :'(. Atau Romeo yang akhirnya mati dan Gandalf berubah menjadi penyihir putih. I love spoiler, deal with it.

Namun, kadang saya kelepasan seperti Sheldon Cooper yang dengan santai memberi berbagai spoiler ke Leonard. :D. Pernah suatu kali saya memberi bocoran kepada teman bahwa Pangeran Hans di film Frozen itu jahat. Lalu dia merajuk sepanjang hari.  Bagaimana dengan Anda? Punya pengalaman serupa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar