Baru pertama kali semenjak jadi mahasiswa di Jogja saya ikut serta dalam sebuah komunitas. Komunitas musik pula, bahkan not balok tidak saya hafal. Pelajaran seni musik di sekolah juga kurang bagus. hehehhe. Kronologi yang lucu hingga akhirnya "terseret" jauuuuuh sekali sedang saya ingat-ingat. Katanya untuk keperluan publikasi. well... cekidot
Pertengahan tahun 2010, mungkin bulan Juni saya lupa. Saya dan kawan saya Ragal iseng main ke toko souvenir besar di Malioboro, Mirota Batik. Semua orang Jogja pasti tahu kalau di sana jual macamacam mainan. Saya dan kawan saya pun melihat-lihat. Adalah tumpukan suling bambu pendek, lubangnya 6 dan harganya 1200 rupiah. Mengingat dulu waktu sekolah saya lumayan bisa memainkan recorder - suling plastik yang digunakan praktik seni musik di sekolah - saya berharap bisa main suling bambu dengan cari chord systemnya di Google.
Well, i did bought that flute - then i browsed the how to play it. Tapi gak nemu ... nemunya laman blog Komunitas suling Bambu Jogja. Di laman itu, disebutkan bahwa tujuan Komunitas itu salah satunya menyusun buku panduan belajar suling bambu untuk anak sekolah. iseng, saya ingin daftar. saya carilah alamat facebook ketua KSB. Dulu saya ingat mengirim pesan kepada Mas Agus Patub. Saya bertanya bagaimana bisa bergabung, lalu saya diarahkan ke Mas Deny, yang dulu jadi koordinator latihan.
Tadinya si mau ikut kegiatan itu sendiri saja. Namun saya mengajak Arum. Karena apa ya? dulu kami sering ber-SMS-an entah penting entah tidak, lalu saya pun mengajaknya ikut belajar suling bambu dan Arum bersedia. Mulailah saya mengirimkan pesan ke Mas Deny bahwa saya dan teman saya ingin ikut mendaftar. Saya senang sekali karena ternyata daftarnya dulu gratis :D
Selama dua bulan saya datang latihan terus tiap sabtu. hehehhe masih jadi anak bawang jadi harus rajin latihan :p. Dengan cepat saya belajar memainkan alat musik bambu itu dengan notasi yang aneh tapi mudah untuk pemula, Arum juga begitu. Lambat laun kami punya kebiasaan sendiri, Arum sering memainkan melodi untuk suara satu atau suara pokok, sedangkan saya memainkan suara bass atau suara yang lebih seperti menandakan tempo.
Pementasan pertama saya dan Arum itu berlangsung di Prambanan dalam acara As You Like It. Waktu itu acaranya bertepatan dengan 100 tahun muktamar Muhammadiyah di Jogja. Saya ingat itu adalah hari yang sangat saya benci. Jogja begitu ramai, lalulintas lumpuh, menyebalkan pokoknya. Sampai di Prambanan bisa satu panggung sama NAIF itu jadi senang. Dulu fee pentasnya 20000 loh ahahhahahaha heboh sekali acaranya.
Lalu pementasan lain pun saya ikuti, dari yang kecil hingga yang besar. Event di Bandung, di Fakultas Pertanian UGM, di FKY di Benteng Vredeburg, Event di FIB UGM, event di Blitar, event di Galeria Mal, event di mana lagi ya saya lupa........ pokoknya entah bagaimana saya sering jalan-jalan untuk mengemban misi sebagai pemain suling.
Dengan berbagai karakter di komunitas masalah-masalah pun timbul. Semakain sering pula kita diliput dan pentas semakin beragam pula masalah komunitas. Anggota silih berganti datang dan pergi :( selalu berubah, kecuali mungkin mas Agus sang pendiri komunitas hihihihi.
Sekitar akhir tahun 2011 saya "ditunjuk" menjadi koordinator latihan KSB, yoh rasanya kesal sekali saat kau tidak mau mengemban tanggungjawab tapi malah dilimpahkan tanggung jawab tersebut. Kawan saya pernah bilang, "sekali udah dikasi yaudah jalani dengan baik". Tapi menurut saya, saya kurang dari kata baik :( saya merasa jadi pemimpin yang gagal.
Namun sekarang saya tak jadi koordinator latihan lagi, sudah diganti orang lain.
Mungkin saya muak berada di suatu komunitas yang selalu berubah dan masalah-masalah yang timbul membuat jengkel. Namun sebisa mungkin saya masih ikut bergabung agar tak kehilangan moment. Bagaimanapun juga dari komunitas ini saya belajar dari komunitas ini saya bisa bermain :D Kejadian lucu, jengkel dengan teman sekomunitas, kecewa dan sebagainya dianggap pengalaman yang seru saja.
Saya jenis orang yang cepat melupakan hal-hal menyebalkan, jadi saya ingat kejadian yang luculucu saja.
misalnya waktu pertama membiasakan diri main suling bass yang besar. panjangnya setengah depa tangan saya. Jarak antara lubang udaranya membuat saya harus merentangkan jari-jari tangan saya yang mungil wah jelek sekali pokoknya bentuknya.
Atau dulu suling bass yang besar itu pernah tertinggal di Bus JOGJA-LAMPUNG dan busnya nyaris berangkat lagi tepat setelah saya berhasil menyelamatkannya. Jadi dulu ceritanya persiapan pentas ke Bandung, karena materi lagunya banyak dan saya pulang kampung, jadilah suling besar itu saya bawa pulang, ternyata saat kembali suling bassnya lupa saya bawa kembali di Jogja dan tertinggal di bus. Hari paling kacau sedunia dan paling panik sedunia mengingat suling itu homemade dan segalanya ahahhaahha.
Ingat juga soal Gunung Merapi yang meledak dan bikin panik seluruh warga Indonesia. Dini hari. hujan abu. satu kontrakan panik. saya malah main suling biar gemetaran di badan saya reda. teman-teman saya malah menertawai saya gara-gara panik (halo saya baru sekali melihat hujan abu - paniknya bukan kepalang).
Atau apa lagi ya, ikut bantuin pentas Komunitas Lincak FIB UGM yang mengadakan pertunjukkan dan merasa membutuhkan kekutan tiupan suling saya lalu bisa masuk pertunjukkannya gratis.
Ingat juga ketika komunitas kita masup tipi well itu seru sekali. Ibuku lihat dan beliau bersorak "ADA WATI" ahahhahahaha semacam dusun. apa lagi yaaaaaaaa....
segitu saja lah ceritanya, saya ikut komunitas ini bukan dengan semangat melestarikan budaya tapi murni iseng - tapi dengan iseng saja bisa berkontribusi kenapa tidak :D (tapi saya masih ingin belajar main flute ahahhaa)
soal foto nantilah saya himpun dahulu - entah di mana ini hehe :p
mau blajar suling bambu gmana ya???
BalasHapusmudah saja - silakan hubungi Yoga - koordinator latihan komunitas suling bambu 087838957181 atau laman facebook Komunitas Suling Bambu Nusantara. Jika domisili di Jogja bisa datang di Taman Budaya tiap sabtu jam 3 sore atau senin di pendopo hotel Ambarukmo. kalo domisili di luar jogja silakan hubungi koor latihannya saja ya :D
BalasHapushahahahhahaaa, mbak wati...seru mbak :D
BalasHapusSekarang masih sering nongkrong di taman budaya jogja po mb?
BalasHapusKalo di bandung tempat belajar suling bambu dimana ya, mungkin ada yang tau
BalasHapus