Selasa, 15 September 2015

to spoil or not to spoil.......

Di grup penggemar film yang saya ikuti, ada peraturan jika menulis ulasan film perlu diperhatikan apakah ulasan tersebut membocorkan detail cerita atau tidak. Hal ini perlu diperhatikan karena bisa berakibat Anda dicaci maki karena membocorkan jalan cerita atau terbitan Anda dihapus.

Bagi saya, bocoran kisah ini tidak mengganggu bahkan menyenangkan. Karena jika saya niat menonton film ya saya tidak peduli begitu banyak kritikus bilang apa. Jika jalan kisah filmnya memang bagus pasti berkesempatan memukau penonton dong--buktinya terkadang kita masih menonton ulang film-film tertentu padahal kita sudah mengalami ekstase pertama kali. Ekstase itu mungkin yang ingin dicapai penonton dengan tidak bisa menoleransi segala bentuk bocoran cerita. Mungkin banyak orang lain yang merasa spoiler itu menyenangkan. Seperti misalnya Jofrey Baratheon mati di musim keempat Game of Thrones, dan Jon Snow mati di musim kelima :'(. Atau Romeo yang akhirnya mati dan Gandalf berubah menjadi penyihir putih. I love spoiler, deal with it.

Namun, kadang saya kelepasan seperti Sheldon Cooper yang dengan santai memberi berbagai spoiler ke Leonard. :D. Pernah suatu kali saya memberi bocoran kepada teman bahwa Pangeran Hans di film Frozen itu jahat. Lalu dia merajuk sepanjang hari.  Bagaimana dengan Anda? Punya pengalaman serupa?

Jumat, 02 Januari 2015

Ganti Kalender

Juli-Agustus-September-Oktober-November-Desember 2014 saya dengan lalinya tidak menyambangi laman blog sendiri. Banyak hal yang dialami dan sulit untuk mengetiknya di sini. Sama seperti banyak penulis lain yang masih belum disiplin. Saya harap di tahun 2015 saya lebih disiplin lagi. Apa resolusi tahun ini. Mungkin lebih banyak berkarya, lebih banyak membaca, dan kuliah dengan gembira. Banyak hal-hal yang telah terjadi. Saya bahkan sudah tidak bekerja sebagai pegawai 8-5 lagi. Saya mencurahkan seluruh hidup saya untuk kuliah (lagi) dan main. Yah, enam bulan yang lewat saya banyak main. Main dalam artian jalan-jalan, nonton di bioskop, dan MAIN Candy Crush, permainan di komputer. Kuliah. Jangan lupa saya kuliah lagi.

Di enam bulan yang lalu (walau masih sampai saat ini) saya kembali mempertanyakan sekali waktu mereka-reka, apa kelak yang akan saya lakukan di masa depan dengan pendidikan saya? Apa guna saya kuliah lagi (saya mengambil kuliah pascasarjana)? Bagaimana masa depan nanti? Apa selanjutnya? Pertanyaan ini berkelebat dengan sering. Sambil saya terus menjalani hari dengan membaca, menulis, dan mengganti setelan kerja yang necis dengan setelan kuliah yang berupa celana panjang dan kaos. Mungkin, saya sedang beralih ke zona (belum) nyaman yang baru setelah sebelumnya sudah merasa pas di suatu ranah. Ibu saya bilang, kuliah untuk masa depan saya yang lebih cerah (amin). Namun, dalam hati sendiri saya berpikir kalau hanya dengan mengandalkan sisi akademis mungkin banyak kemungkinan yang terjadi, saya harus bisa lebih baik. Apa? Saya juga kurang paham. Atau belum paham. Saya mungkin belum menemukan ritme yang membuat saya bersemangat dan berhasrat besar menjalani hidup sebagai mahasiswa lagi.

Jadi mahasiswa lagi juga menyenangkan, waktu luangnya banyak. Buktinya bulan Desember lalu saya bisa berpartisipasi di tiga festival film sekaligus, sebagai penonton pastinya. Saya ingin merangkum enam bulan yang lewat. Mungkin akan agak panjang. :)

JULI-AGUSTUS 2014

Pertengahan tahun 2014 itu membahagiakan. Ada Ramadan dan Idul Fitri. Mudik dan liburan. Hanya sedikit gangguan diganggu hantu di kontrakan. Oiya di akhir Agustus saya pun harus berpisah dengan teman-teman sekantor. Agak mengharukan :3

Buka puasa bersama teman-teman sebelum liburan
Ini buka puasa di L'cost. Tempat ini sekitar tahun 2008-2009 berjaya. Tempat makan Seafood enak dan terjangkau. Tempatnya juga nyaman. Namun, segalanya berubah ketika negara api menyerang. Walupun demikian, ramadan restoran ini selalu ramai pengunjung yang akan berbuka puasa bersama.

LEBARAN. BERSAMA KELUARGA. Selagi ayah saya lagi cerah ceria, beliau rela aja difoto dengan sumringah begini. Lalu saat lebaran bertepatan dengan ulang tahun ibu saya (sehat terus ibu <3). Keponakan lelaki saya sudah besar, dan nakal. Keponakan tambah satu lagi, perempuan. Baru saja lahir sebulan sebelum lebaran.


 LEBARAN BERSAMA TEMAN-TEMAN
Karena lebaran adalah waktunya bertemu dengan teman-teman dari jalur karier yang berbeda. Tiga dari kami "berteman" sejak sekolah dasar. Empat dari kami berteman sejak sekolah menengah pertama. Kami berlima berteman sejak SMA. Salah satu dari kami dari SMA yang berbeda, ha ha ha ..... :D

Lalu foto buram kurang jelas ini juga diambil masih di suasana lebaran. Nah yang ini lebih asoy lagi, lebaran mempertemukan teman-teman yang berpencar ke banyak penjuru negeri. Sungguh bahagia bisa pulang. Semoga tahun ini kami bisa berkumpul bersama lagi. Semoga semakin meriah :D

Libur LEBARAN. KAMI KE PULAU PAHAWANG. LAMPUNG. Pulau Pahawang jadi tempat wisata yang sedang tenar akhir-akhir ini. Tentu saja pulau ini INDAH. LIBURAN INI MENYENANGKA. Kami keliling pulau dengan kapal, bersnorkel di sekitaran pulau Pahawang, dan main banana boat di Mutun. Sungguh luar biasa. Sayangnya ada bagian-bagian pulau yang indah yang sudah menjadi milik pribadi. Sungguh sayang

Ini saya loh. Kalau di Jogja cuma bisa main di pantai. Di Lampung saya bisa main di laut! Ini di Pahawang juga


Kembali ke Jogja dan mendapati harus hengkang dari kantor dan menuju masa depan cerah. Semoga teman-teman di gambar ini selalu riang gembira dan memiliki masa depan gemilang.


SEPTEMBER-OKTOBER 2014

Awal masuk kuliah. Agak terpana dengan jajaran literatur berbahasa Inggris yang harus dipelajari. Dan juga teori sosiologi yang harus dipelajari. Untungnya saya menemukan 'komplotan' dalam menghadapi dunia akademis.
 

LEBARAN LAGI. Kali ini Idul Adha. Saya mudik juga. Ke rumah teman. Di Wonogiri. Lapangan tempat salat Ied-nya LUAR BIASA.


Salah satu teman pergi ke Jepang. Pacarnya merana. Semoga masa depan kalian indah dan berjaya yah.
NOVEMBER-DESEMBER

Wisuda S1. Masuk kuliah S1 bersama, wisudanya beda 2 tahun. Tidak mengapa. Semoga dua orang di potret ini meraih kejayaan abadi :*                                                                                                                                                                               
Jalan-jalan di pusat perbelanjaan untuk menonton Doraemon. Kita piknik ke Magelang dan nonton Doraemon. Happy Happy





 Tahun 2014 diakhiri dengan bernyanyi bersama dan menjadi pengiklan gratis dari salah satu merek air mineral sungguh luar biasa

SEMOGA TAHUN INI KITA MENJADI MANUSIA YANG LEBIH BAIK. :) SEHAT SELALU






Jumat, 20 Juni 2014

Selamat Datang di Kampus Impian

“Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.”---Pramoedya Ananta Toer

Biasanya kalimat sakti inilah yang digunakan mahasiswa yang memilih jurusan sastra (termasuk saya) guna menampik segala cercaan keji masyarakat. Bagaimana bisa keji, sebelum kamu memutar ujung pensilmu ke kolom bertanda jurusan sastra ____ akan ada celotehan,
"Masuk sastra nanti kerjanya apa?"
"Sastra itu ngapain? Ngurusin tanda baca!"
"Lulusan sastra itu nanti gak laku di dunia kerja!"

... seolah ujung kehidupan hanya buat cari pekerjaan.

Ketahuilah para pemuda harapan bangsa, pak Taufiq Ismail pernah berkata, jadi dahulu kala, untuk membangun Indonesia diperlukanlah sarjana dari bidang ekonomi, pertanian, dan sains. Sehingga pandangan sebelah mata kepada jurusan ilmu sastra (atau ilmu budaya saat ini) terjadi. Sayangnya, masih berlanjut sampai sekarang.

Jadi kamu (calon mahasiswa/saya juga) berminat ke bidang sastra? Pikir lagi? Apakah kalian siap dijegal komentar di atas tadi? Apakah kalian siap disematkan dengan berbagai stereotip ("Anak Sastra ya, pinter bikin puisi dong?" [amin] - "Anak sastra ya, tata bahasanya bagus dong?" [amin]) Jika ya, susun rencana!

1. Mantapkan pilihan (kalau tidak, digempur ejekan seperti di atas itu [apalagi dari orang tua] niatmu goyah - kuliah malas - fokus hilang dan inginnya cepat sbmptn tahun berikutnya biar bisa ganti jurusan).
2. Pikirkan alternatif kemampuan diri yang lain (jika sungguh niat akademismu memang menjurus ke ilmu budaya - jalani dengan riang gembira dan ikutilah kegiatan yang lain, organisasi/kursus bahasa asing/kursus komputer/atau ikut komunitas hobi kegemaranmu - hal ini baik bagi kemampuanmu dan kehidupan sosialmu, bagus juga untuk urusan CV-mu)
3. Banyak baca - buku jendela dunia, slogan ini berlaku sampai akhir hayat. Sastra juga mencakup banyak teori sosial lain, bahkan juga sains (ingat fiksi ilmiah). Banyak baca dan tunjukkan ke kolegamu dari ranah ilmu yang lain kalian juga mampu mengikuti jalan pikir ranah ilmu lain.
4. Jangan meremehkan dan merendahkan diri, ilmu sastra (ilmu budaya) juga rumit jangan merendahkan harkat martabat dengan bilang ilmu yang lain jauh menandingi ilmu sastra - pelajari dengan benar dan syukuri apa yang ada.
5. Yakinlah rezeki dari Tuhan. Tak perlu risau soal rezeki, yang penting adalah selalu berusaha.
6. Bukankah menggeluti hal yang diminati dan disukai lebih membahagiakan ketimbang mengikuti standar orang lain?
 
Bagaimana jika kamu tidak siap? carilah suatu ilmu yang kamu minati (yang kamu rasa paling menyenangkan untuk dipelajari, cari hal-hal yang membuatmu penasaran). Dan ingat kutipan awal tulisan ini.

Senin, 26 Mei 2014

Kita (mungkin saya saja) Tentu Benci yang Kayak Begini...

Saya lagi jarang menonton akhir-akhir ini, jadi saya mau mengingat sensasi apa aja yang terjadi kala menonton gambar idup. Kita pasti benci yang kayak begini...

1. Nonton film kualitas 3D tapi gak tau efek 3D-nya mana
2. Lalu pusing setelah menontonnya
3. Ada makhluk mengagetkan yang mencolot dari layar dan kita kaget
4. Setan selalu muncul di balik punggung bintang pilm
5. Si bintang pilm pakek balik muka dulu buat liat setan
6. Gak langsung lari
7. Aksi kejar-kejar selalu didahului dialog "Berhenti!" "Siapa Lu?" "Hey, STOP!" "What do you want?"
8. Padahal mah yang dikejer gak bakal selo banget berenti dan jawab "I am spiderman"
9. Dan yang ngejer gak mau juga nunggu jawaban sambil berenti lari
10. Cewek seksi mati di kamar mandi pas lagi bugil
11. FRIENDZONE
12. aktor aktris utama akanlah terlihat selalu ganteng dan cantik apapun yang terjadi
13. ga peduli diterjang badai, hujan batu, terpapar terik matahari gurun, berantem melawan monster
14. penampilan selalu terjaga
15. kalo ada pembunuh atau intruder yang meneror rumah malah disapa, "Hello"
16. Lari ke loteng kunci pintu
17. Ketimbang lari ke dapur atau ke luar rumah
18. jangan ada cinta segitiga di antara kita
19. aktris utama bimbang pilih pasangan yang sama sama cakep dan sama sama banyak penggemar
20.  jagoan satu lawan kroco kroco dengan jumlah banyak
21. jagoan menang
22. jagoan mati
23. idup lagi dengan teknologi canggih
24. atau berubah jadi makhluk lain
25. pemeran dari pilm sebelumnya atau serial episode sebelumnya diganti
26. soalnya bingung - penonton akan bertanya doi siapaaaa
27. zombie larinya kenceng
28. bahasa selain Indonesia dan Inggris - subtitel telat atau gak ada sama sekali

apa lagi ya....

Rabu, 07 Mei 2014

Antara Membaca dan Menonton



Diingatkan seorang teman tadi siang, dan sekaligus menjajal perangkat lunak Ms. Office 2013 di komputer saya, saya putuskan menulis blog malam ini. :D
Malam ini saya membahas kiat-kiat menonton film yang berdasarkan kisah dari novel atau cerpen. Mengapa? Dengan popularitas novel Young Adult yang di-film-kan saat ini, pastinya tema ini hype dong. Oke mari mulai.
1.       Menonton film berdasarkan novel/cerpen yang karya sastranya belum kamu baca.
a.       Nikmati saja tontonanmu dengan riang gembira.
b.      Jika kamu benci spoiler, jangan nonton dengan teman yang sudah membaca karya sastranya, kecuali si teman ini baik dan ia merahasiakan segala hal yang bisa merusak tensi kisah tontonanmu, atau kamu tidak masalah dengan spoiler, atau kamu tidak ada partner lain untuk diajak nonton.
c.       Jika kamu  menyukai filmnya, jangan baca bukunya.
d.      Jika kamu tidak suka filmnya, baca bukunya.
e.      Jika kamu menyukai filmnya dan ingin membaca bukunya, selesai membaca, putuskan dengan hati tenang apakah film atau bukunya lebih baik atau kedua karya itu (menurutmu) sama baik atau buruknya. Tidak perlu mencela berlebihan, ingatlah pembuat karya itu berupaya keras menciptakan sesuatu.

2.       Menonton film berdasarkan novel/cerpen yang karya sastranya sudah kamu baca
a.       Pahamilah bahwa film dan buku merupakan dua media yang BERBEDA, walaupun kedua kisahnya sama, media mereka BERBEDA.
b.      Merujuk poin di atas, jadi jangan berlebihan berekspektasi, menontonlah dengan hati riang dan biarkan film maker menghibur kalian, kosongkan gelas kalian.
c.       Jangan berkomentar di tengah film diputar “DI BUKUNYA GAK BEGINI.” Trust me it is so annoying mr./ms. Know it all.
d.      Jangan menyerang film maker jika aktor yang memerankan karakter favorit kalian tidak sesuai harapan kalian. Mereka sudah sekuat tenaga mencari aktor yang pas dengan gambaran si penulis.
e.      Berikan spoiler ke orang-orang berikut: teman dekat (dalam rangka usil dan jahat), teman yang menyebalkan (dalam rangka menghibur diri sendiri), seseorang yang cukup bodoh untuk mengerti jalan cerita di buku maupun di film, partner nonton yang tidur saat film diputar.
f.        Pastikan kamu membaca buku yang benar sebelum menonton film yang berdasarkan novel, biar kalo kamu berdebat dengan die hard fans bisa nyambung. :D

Punya pendapat lain? Film yang berdasarkan kisah di buku apa yang kamu nantikan, kalau saya pribadi masih menanti Mockingjay dan Divergent series. Tentu saja nanti ada Maze Runner. Oh, Fifty Shades of Grey juga (hehehe) film ini tidak mungkin ditonton di layar lebar. Ada kalanya saya lebih menyukai filmnya ketimbang bukunya, ada pula yang bukunya lebih saya sukai. Seperti The Lord of the Rings series, saya tidak membaca bukunya, karena saya begitu menyukai filmnya. Ada juga Never Let Me Go, filmnya begitu menyentuh dan saya tidak membaca bukunya. Namun kerap kali saya membaca bukunya setelah saya menonton filmnya, terutama yang berseri. Penasaran itu membunuh. Kapan-kapan saya membahas ekranisasi (kajian film yang diadaptasi dari karya sastra) deh. Terakhir secara pribadi saya berharap Joshua’s Files series diadaptasi jadi film dan serial Bilangan Fu jangan difilmkan. Bagaimana dengan kamu?

Kamis, 06 Maret 2014

some quick thoughts

Jadi beberapa waktu lalu saya lihat laman ini. Saya pingin bikin juga :D jadi selagi saya luang daninternet kantor dimatikan, saya iseng-iseng.

1. Kadal

sumber gambar 


2. Bertepuk Sebelah Tangan



3. Kalau di Layar Kaca

sumber gambar


4. Hambar Katanya

 5. Jatuh



6. Ketak Ketik


6. Rabun


 7. The Wire


enam gambar di atas randomly googled.

8. Properti Milik Pribadi




Gambar karya  Diane Schuster


9. Mungkin Sekali


sumber clipart

Minggu, 02 Maret 2014

Movies that you don't have to see, but might you regret if you do so

Jadi katanya beberapa teman selera film saya terlalu aneh - serius - banyak orang yang tidak menontonnya. Saya kira tidak juga saya masih nonton film Block buster Hollywood sih, saya juga nonton semua seri Twilight di bioskop. Kurang mainstream apa. Tapi ya apa boleh buat teman-teman saya sudah membuat stigma tentang saya demikian. Jadi saya mau mencoba mengenalkan kecenderungan tontonan film saya ke teman-teman sekalian. Semoga asoy (saya yakin si banyak juga orang yang nonton film-film ini). Seperti kata Nadine Freischlad Beyond the red carpet. memperluas horison istilah kerennya.

First stop

Black Cat White Cat (1998) Film Yugoslavia


Formula Siti Nurbaya: Orang tua gak kuat bayar utang: korbankan anak kandung sendiri untuk dikawinkan dengan kerabat juragannya.
 Nah, karena perjodohan ini sungguh amat sangat terpaksa dan tidak membahagiakan bagi kedua mempelai, mereka bertekad bekerja sama untuk kabur dan tidak menikah.
Film ini dihiasi adegan perampokan ala koboy dan intrik serupa film mafia.


Secara garis besar sih demikian, hal-hal yang mengganggu mungkin penggunaan kiasan yang kurang bisa dimengerti dan bahasa yang super asing. Tapi kadar komedinya bisa dinikmati semua orang kok. Bedanya gambarnya gak seyahud film jebolan Hollywood sih.


 Open Hearts (2002) Film Denmark



Pernah dengar Anggun nyanyi lagu judulnya Open Your Heart? Lagu itu soundtrack filmnya. Lirik lagunya sedikit banyak relevan dengan kisah film ini.

Jadi ada dua pasangan. Pasangan satu, si cowok kecelakan, lumpuh dari pinggang ke bawah. Pasangan ini berencana menikah, tetapi karena kecelakaan ini, mamasnya sadar kalau dia tak bisa membahagiakan mbaknya. Pasangan dua, suami istri dan sudah memiliki anak sedang berada di titik membosankan kehidupan perikahan mereka. Si suami merawat mamas kecelakaan dari pasangan pertama ini. Si suami dan kekasih pasiennya menjadi dekat dan yes they do fling - a serious one. Tragic, i do so.

Film ini bagi yang menyukai film-film buatan Hollywood mungkin unflattering ya, soalnya menggunakan Dogme 95 punyanya Lars von Trier. Tapi semua tokoh dalam film ini sangat manusiawi. Jadi familier bagi semua orang (saya rasa)


Requiem for a Dream (2000) film Amerika Serikat



Film ini pasti sering masuk daftar film paling 'mengganggu' (disturbing) membuat risi? Entah yang jelas film ini memang bikin hiiiiiiiiiiiiiiiyyyyy gitu. Tapi bukan karena banyak adegan darah bermuncratan atau ekpos parafilia berlebihan. Lebih ke tingkat adiksi manusia yang sangat bikin risi dan mencengangkan.

Ada empat subjek di film ini. Keempat tokoh ini memiliki adiksinya masing-masing dan akibat-akibat yang harus mereka bayar akibat adiksinya ini. Saya pernah mengulas film ini di sini.



Napoleon Dynamite (2004) film Amerika Serikat




Ini film MTV - so it's absolutely mainstream. Soal anak SMA yang di-bully dan punya teman yang sama nerd-nya dengan dia buat ukuran anak SMA Amerika Serikat (seenggaknya di acara-acara televisi atau film remaja).
Doodling makhluk-makhluk fantasi untuk lari dari kenyataan. Kalo sekarang si kita larinya ke jejaring sosial, untuk menampik kenyataan.



My Blueberry Night (2007) film Amerika Serikat



Film ini sesungguhnya blasteran, distributornya Amerika Serikat, Sutradaranya orang Hong Kong, sinematografernya orang Prancis-Iran, aktor aktrisnya dari Amerika Serikat dan Inggris.

Filmnya sendu. Menceritakan tentang pencarian cinta dan kebahagiaan. tsaaahhh...


4 Months, 3 Weeks, and 2 Days (2007) film Romania

Setting film ini tahun 1987. Waktu itu di Romania ada suatu rezim yang mengilegalkan aborsi. Sedangkan salah satu tokoh utama film ini berupaya aborsi karena ia masih kuliah dan belum siap menikah. Dirancanglah prosesi aborsi dengan seorang dokter yang bersedia membantu aborsi secara sembunyi-sembunyi. Ternyata dokternya bejat juga. Jadilah nasib si perempuan hamil dan temannya yang membantu proses itu harus membayar sangat mahal untuk masalah pelanggaran hukum ini.

menegangkan dan pilu. Film ini, yah ditonton lah ya sungguh.



 Mary and Max (2009) film Australia


Animasi stop motion dari clay ini mengingatkan kita kalau film kartun itu gak selalu dari Amerika dan bernada ceria. Film ini dibuat hitam putih dan bercerita tentang persahabatan.

Ada anak perempuan jadi sahabat pena laki-laki dengan asperger yang tinggal sendirian. Bertahun-tahun mereka berkorespondensi. Mereka berupaya memahami diri mereka sendiri, memahami satu sama lain, dan memahami kehidupan yang mengitari mereka, ceile. Dan mereka sadar kadang apa yang dianggap baik sama satu orang belum tentu baik buat orang lain. Dan betapa hal-hal baik dari seseorang bisa berdampak besar bagi kehidupan orang lain.

 
We Have a Pope (2011) film Italia


Film drama. Menyangkut kehidupan para pengurus gereja katolik vatikan. Dan menyinggung kehidupan para kardinal yang menjadi calon pemimpin tertinggi umat katolik itu. Ada seorang kardinal yang sesungguhnya tidak ingin menjadi Paus tapi beliau terpilih. Panik. Di hari penobatan dia menolak disahkan menjadi Paus. Pihak vatikan berinisiatif menyewa psikoanalis untuk membantu Paus yang belum resmi ini untuk mengatasi kepanikannya. Si calon Paus bukannya menjadi tenang, kepanikannya makin menjadi, beliau kabur dan menyaru menjadi warga biasa. Bagaimana para kardinal vatikan menangani konflik, bagaimana seseorang memikirkan antara kepentingan pribadi dan kepentingan golongan. Segala simpati akan bermunculan dari para penonton untuk sang calon Paus yang merana ini.



Pintu Terlarang (2009) film Indonesia



Dari sutradara yang sama yang membuat Janji Joni seharusnya si film ini mainstrem, iya enggak? Tapi penonton bioskop berkata lain, saya nonton di bioskop bersama sekitar 8 orang lain di dalam teater pada waktu itu.

Film ini diinspirasi dari novel karya Sekar Ayu Asmara dengan judul sama. Kisahnya tentang pematung beristri cantik tapi freak. Freak bagaimana, masa untuk membuktikan bahwa dia sangat mencintai suaminya dan hanya suaminya satu-satunya yang terhebat dia tidur dengan orang-orang lain. Eww, kompleks banget. Lebih lagi, bahkan si tokoh sendiri (dan bahkan penonton) dibingungkan, sesungguhnya kisah si pematung dengan istri cantik ini benar adanya atau hanya khayalan.


A Clockwork Orange (1971) film Inggris-Amerika Serikat



film jadul, tapi settingnya bagus banget.

cerita tentang segerombolan laki-laki bengal yang kerjanya mukulin orang. Suatu hari mereka menjarah rumah seorang penulis, bahkan memperkosa tuan rumah juga. Namun, akhirnya si ketua geng ketangkep polisi. Polisi memberi dia pilihan, hukuman berat atau dibebaskan tapi dengan syarat menjadi kelinci percobaan penelitian. Dia memilih yang kedua. Penelitiannya ini semacam cuci otak agar membenci kekerasan. Efektif, tapi bikin si ketua geng jadi kayak orang depresi.

Film ini dari novel juga si, masi belum menemukan terjemahan bahasa Indonesianya nih.


Never Let Me Go (2010) film Inggris



Film dari novel lagi. Distopia kali ini. Ketika pemerintah mengkloning sejumlah manusia yang disiapkan untuk urusan medis orang lain. Jadi ada sekelompok anak yang di karantina semacam asrama. Disekolahkan dan disiapkan fisik yang bugar buat mereka. Karena pada saat mereka dewasa, organ-organ dalam mereka akan didonorkan kepada orang yang membutuhkan. Duh tragis sekali ya. Tapi ada cerita cinta segitiga juga. Harus dong. Menyemarakkan suasana


Sita Sings the Blues (2008) film Amerika Serikat


Cerita animatornya paralel dengan cerita Ramayana. Bedanya di sini Shinta nyanyi lagu blues dari penyanyi tahun 20-an. Film ini membuat penonton (saya si terutama) jadi sebel sama Rama yang posesif kompulsif dan mementingkan citra diri sendiri. Lalu ada Rahwana a.k.a Dasamuka, yang punya muka sepuluh berjejer ihihihihihi. Lucu-lucu tragis juga film ini.

Pemaknaan lain dari kisah Ramayana nih, lagipula kisah ini sangat familier buat masyarakat Indonesia kan.





to be continued





okeh, segitu dulu yah. Saya masih mengumpulkan ingatan dan memori nih he he...