Ayah Ibu beraut muka mendung pagi ini. Mereka menerima rajukan Naris soal menghilangkan tahilalat di dagu kiri. Sebuah permintaan yang mengiris hati. Demi cita-cita jadi selebriti.
Aku tidak menyangka Naris menganggap serius omonganku soal penghilangan tahilalat itu. Naris benar-benar ingin operasi penghilangan tahilalatnya. Percaya atau tidak Ayah ibu ingin mengabulkan permintaan Naris. Namun mereka juga ragu.
Bagaimana membedakan Naris dengan Aku nanti kalau tahilalat Naris hilang. Tahilalat itu sebagai pemanis, nanti wajah Naris tak menarik lagi kata ibu. Naris bilang, aku semakin gelap dan kucel sedangkan Naris masih bersih karena merawat diri. Naris bersikeras bahwa tahilalat itu pangkal dari kanker kulit. Ibu diam.
Ayah sudah buat janji dengan dokter kulit minggu berikutnya. Naris akan operasi. Tahilalatnya tak akan ada lagi. Naris senang sekali. Dia makin mantap jadi selebriti.
Nastiti dan Nariswari sekarang jadi identik sekali. Tetangga-tetangga kini tak bisa bedakan kami lagi. Naris senang sekali kariernya akan mengkilap dan dia akan selalu dipuji. Tentu itu pikiran dia sendiri. Aku merasa aneh sekarang, aku dan dia mirip tak terperi.