Naris selalu bisa menarik perhatian semua orang. Jika ada kecoak menyusup ke kamar kami, ia teriak seperti orang gila. Ayah akan datang dan mendekapnya setelah kecoaknya pergi. Waktu memutar lagu dengan laser disc, dan iseng aku cabut kabelnya, ia teriak kesal sambil menangis dan ayah datang lagi memasang kembali kabelnya. Aku memang tidak dimarahi. Tapi aku tetap kesal. Mengapa Naris jadi anak pencari perhatian begitu.
Waktu SD ibu guru bilang gambar Naris bagus sekali. Lalu ibu guru datang ke tempat anak lain dan bilang gambarya bagus sekali. Ibu guru datang lagi ke tempat anak lai, dan sekali lagi bilang gambarnya bagus sekali. Naris yang mendengar langsung panik dan teriak sambil menangis. Ibu guru mendatangi NAris malah diteriakinya. Waktu itu aku kelas tiga SD. Dan aku tau Naris tidak mau dikalahkan. Dalam segala hal. Dan dia tak mau kesenangannya dirusak.
Waktu SMP Naris masih les menyanyi bahkan masih sangat aktif. Ia jadi lead vocal untuk paduan suara tempat lesnya selama dua tahun. Sedangkan aku sudah tidak les menari lagi. Aku lebih suka menjalani masa SMP dengan berorganisasi atau main dengan teman-teman. Bagi Naris, jadi nomor satu itu segalanya. Sekarang baju Naris pasti lebih bagus, lebih terang, dan lebih banyak gambarnya dari punyaku. Tapi aku tidak peduli lagi.
Waktu SMA Naris bilang ke ibu ia ingin jadi aktris. Ia ingin tampil di tivi dan jadi bintang iklan. Sesungguhnya Ayah tidak rela anak manisnya ditonton beribu orang dan ingin memilikinya. Ibu juga tidak terlalu bersimpati. Katanya jadi aktris nanti Naris jadi bengis. Aku yang sudah tak peduli hanya hahahihi. Naris juga tetap gigih, ingin jadi bintang televisi. Ia daftar kelas model dan belajar akting di teater SMA. Ia sesekali daftar jadi model untuk majalah remaja.
Aku iseng sekali waktu bilang,
"Naris, aktris-aktris di televisi itu mukanya mulus-mulus. Naris ada tahilalat di dagu. Ada yang percaya kalau itu pangkal dari kanker kulit. Jadi dibuang saja supaya wajah Naris mulus. Cindy Crawford saja membuang tahilalatnya, dia takut kanker dan tidak jadi selebriti lagi."
Naris panik. Sejak saat itu Naris meminta ayah untuk operasi menghilangkan tahilalatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar